Jumat, 22 April 2011

Profil Calon Ketum Umum PSSI: ERWIN AKSA

Nasionalisme menjadi penyemangat pengusaha muda dari Sulawesi Selatan ini. Ia ingin Grup Bosowa menjadi lima besar di pentas nasional. Sebagai pengusaha muda dari daerah, ia juga ingin membuktikan kepemimpinannya sebagai Ketua Umum BPP HIPMI.
Muda, bersahaja, dan rendah hati, itulah kesan pertama yang tertangkap dari sosok Erwin Aksa (33), Ketua Umum Badan Pengurus Pusat HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) yang terpilih medio Juli lalu. Padahal, dialah orang nomor satu, Presiden Direktur Bosowa Corporation. Sebagaimana umumnya pengusaha asal Makassar, lulusan University of Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat, ini pun sangat lekat dengan daerah asalnya. Meski sehari-hari ia berdomisili di Jakarta, ia selalu menganggap dirinya pengusaha daerah. Bahkan isu itu pula yang diangkatnya ketika berkampanye memperebutkan kursi ketua HIPMI berhadapan dengan sejumlah kandidat lainnya.

Kembali ke Indonesia selepas kuliahnya, pada 1997, si sulung ini didapuk untuk memimpin kerajaan bisnis Bosowa, grup usaha yang dibangun ayahnya, Aksa Mahmud. Di kalangan anak muda berpendidikan luar negeri, meneruskan bisnis keluarga sering dipandang sebagai pilihan tak bergengsi. ”Banyak anak muda yang sekolah di luar negeri lebih memilih bekerja sebagai profesional di perusahaan asing atau multinasional, dibandingkan harus meneruskan bisnis keluarga,” ujarnya. Apalagi, Bosowa waktu dikelola dengan manajemen keluarga. Inti bisnisnya pun bertumpu pada tujuh unit bisnis — dealer mobil, infrastruktur, pabrik semen, perbankan, properti, pertambangan, dan perkebunan. ”Padahal minat saya dan tren bisnis saat ini mengarah pada bisnis TI dan kreatif,” ujar Erwin.

Toh kepercayaan itu diembannya juga. ”Harus ada orang yang melanjutkan bisnis Bosowa,” katanya tegas. Apalagi sejak kecil ia ikut merasakan perjuangan ayahnya dalam membangun usaha ini dari nol. ”Dari perusahaan yang tidak dikenal siapa-siapa, kini Bosowa mampu berkiprah nasional,” ujarnya.

Ketekunan dan keseriusan Erwin mengelola usaha membuat ayahnya percaya penuh kepadanya. Transisi kepemimpinan berjalan mulus. Pada 2004, Aksa pun menyerahkan sepenuhnya kepemimpinan Bosowa kepadanya. Padahal, gaya kepemimpinan Aksa dan Erwin bertolak belakang. ”Dulu, manajemennya lebih kekeluargaan dan segala keputusan menjadi otoritas pemilik. Barangkali, gaya seperti itu memang dibutuhkan pada masa merintis sebuah usaha,” ujar Erwin. Di tangannya, manajemen perusahaan ditangani secara profesional, dengan tugas dan peran yang jelas. ”Kini tak ada lagi keputusan di tangan satu orang, kami menerapkan manajemen kolektif,” lanjut penyuka coto dan sop konro ini. Tujuannya agar semua karyawan merasa memiliki perusahaan ini dan bekerja secara optimal.

Kini, misi utama Erwin adalah mengembangkan Bosowa menjadi lima besar perusahaan nasional. ”Sebagai putera daerah, mampu menjajarkan bisnis di kancah nasional, merupakan kebanggaan tersendiri,” katanya. Untuk itu, ia bertekad mengubah pola pikir anak muda bahwa melanjutkan bisnis keluarga hingga menjadi sukses adalah prestasi yang tak kalah membanggakan. ”Bersama HIPMI, saya juga ingin mengajak dan mengedukasi putera-putera daerah untuk bisa masuk ke kancah bisnis nasional, agar tak kalah dengan perusahaan multinasional,” ujarnya bersemangat.

Seperti juga ayahnya yang menanamkan semangat nasionalisme kepadanya, Erwin pun selalu menumbuhkan semangat yang sama kepada anak-anaknya – Trinisha, Shayla, dan Muhammad Yusuf. Untuk itu ia acap mengajak keluarganya berlibur ke Makassar agar mereka tak melupakan tanah leluhur. ”Biasanya, tiga hari di sana kami habiskan untuk mengunjungi sanak keluarga serta kerabat,” ujar pria yang menghabiskan hampir separuh usianya di Makassar, Sulawesi Selatan, ini.

Setelah sukses memimpin Bosowa, kini tantangan baru Erwin adalah memimpin para pengusaha muda Indonesia agar lebih berprestasi lagi. Ia optimis bisa membawa HIPMI menjadi organisasi yang lebih berperan lagi.

Sejak remaja, Erwin memang telah terbiasa memimpin organisasi kepemudaan dan olah raga. Salah satunya, klub sepak bola Makassar, PSM. Erwin saat itu menjadi manager klub sepak bola profesional termuda di Indonesia, saat usianya masih 24 tahun. Erwin memimpin PSM, selama 4 musim berturut-turut, dari tahun 1999-2003. Di bawah kepempimpinannya, PSM meraih  dua kali gelar runner up.

Selain memimpin PSM, Erwin membawa perusahaan yang dipimpinnya, Semen Bosowa, menjadi sponsor utama sejumlah klub besar seperti PSM Makassa dan Persipura Jayapura. Semen Bosowa juga pernah mengelola Persim Maros yang berlaga di kompetisi Divisi 1 PSSI.
Berangkat dari keprihatinannya akan kondisi PSSI saat ini dan menurunnya prestasi tim sepak bola Indonesia, ditambah lagi banyaknya dorongan dari daerah, membuat Erwin Aksa terdorong untuk maju sebagai Calon Ketua Umum PSSI, dalam kongres yang akan digelar di Surabaya, 20 Mei mendatang.

Banyak pihak menilai Erwin Aksa adalah "darah segar" dan figur yang paling tepat untuk memimpin reformasi PSSI.

”Sejak kecil ayah membekali kami dengan olahraga. Dengan olahraga, kami dipacu untuk terus memiliki jiwa juara, termasuk juara di kancah bisnis,” tutup pria yang sempat menjadi atlet selancar angin di usia remajanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...