This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 21 Mei 2011

Komentar warga tentang kisruh Kongres PSSI, kel.78 memalukan?

INILAH.COM, Jakarta - Kongres PSSI yang berlangsung di Hotel Sultan, Jumat (20/5/2011) WIB, berakhir ricuh dan berujung pada ditutupnya kongres. Apa tanggapan masyarakat Indonesia?
Kongres PSSI yang berlangsung di Ballroom hotel Sultan, Senayan, Jakarta, dimuali pada sekitar pukul 14.40 dengan agenda tunggal, yakni pemilihan Ketua Umum, Wakil, Wakil Ketua Umum, dan sembilan Anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.
Awalnya, kongres berjalan dengan baik. semua peserta menyanyikan dengan khidmat lagu Indonesia Raya dan mendengarkan secara antusias sambutan ketiga tokoh olahraga Indonesia, yakni Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar, Ketua KONI Rita Subowo, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng.
Namun, suasana meulai memanas selepas rehat pertama. para peserta menginginkan agar para pihak-pihak yang tidak memiliki hak suara di dalam ruangan kongres untuk meninggalkan ruangan. Mereka juga meminta agar KN mengagendakan mendengarkan keterangan dari Komite Banding Pemilihan.
Namun, hal itu tidak dikabilkan oleh Ketua KN karena hal tersebut tidak terdapat dalam agenda kongres. Lalu, Agum Gumelar meminta agar para peserta melakukan voting agar kongres berjaln sesuai jadwal atau tidak.
Namun, para peserta kongres mengabaikannya dan terus menuntut agar permintaan mereka dikabulkan. Mereka mengelurakan interupsi dengan nada keras setengah berteriak dan bahkan berteriak.
Akhirnya, karena menganggap suasana kongres tak lagi kondusif, akhirnya Ketua KN Agum Gumelar memutuskan untuk menutup kongres  pada pukul 20.45 WIB.
Kini, Indonesia terancam mendapatkan sanksi dari FIFA dengan tidak boleh mengikuti seluruh ajang internasional yang berada di bawah naungan FIFA.
Hal itu jelas sangat mengecewakan bagi persepakbolaan nasional kita. Lalu bagaimanakah tanggapan dari masyarakat Indonesia? Berikut berbagai ekspresi mereka:
puji @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 08:00 WIB
kelompok 78 !! Sepak bola itu pintar bermain di lapangan dan berprestasi ! bukan pintar bicara apalagi mengatasnamakan rakyat !!! PEMERINTAH sebaiknya mengekspose nama-nama kelompok 78 agar rakyat tau siapa pembawa keterpurukan PSSI !
Amrullah.S @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 07:33 WIB
Sangat menyedihkan melihat kejadian ini. Sebenarnya para peserta kongres itu mengerti tidak apa sebenarnya hakekat dari olaraga itu. Apa mereka sudah lupa kalau Sepakbola yang mereka urusi itu adalah olaraga RAKYAT dan menjadi salah satu sarana publikasi negara di arena Internasional.Sadarlah dan berbuatlah dengan nurani jangan memaksakan kehendak ataupun kepentingan pribadi atau golongan...
aan zain saputra @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 12:09 WIB
hey k78,sekarang ne musuh kamu masarakat indonesia,.,.,.,. dasar kampunganan pikirin dong nasib bangsamu ne jangan mikirin perut lho ja,.,.,.,,.
Rahmat Tabbrani @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 12:05 WIB
Kalau Pelatih Timnas Sea Games Rahmad Darmawan, sampai menangis. Saya justru sesegukan melihat ulah orang2 yang mengaku pembina bola tapi justru sangat tolollllllllll. Jika Indonesia sampai di Banned, maka sebaiknya kita minta pertanggung jawaban kelompok 78 dan kroninya.......
kangtri @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 11:34 WIB
tim 78...harus bertanggung jawab...apa sih maunya..? mementingkan kelompoknya,,daripada bangsa ini...
eman @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 11:22 WIB
orang2 yang merusak kongres PSSI kemarin itu berarti dia menginginkan pemain bola kita itu hanyak main bola di wilayah indonesia saja dia tidak mau melihat pemain kita untuk go Internasional.
ardiansyah @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:14 WIB
Saya tdk merasa terwakili dgn k78. Tuntut mereka. Yang saya inginkan berjalan lancar. Sampaikan salam saya ini...pedih hati ini rasanya melihat org2 seperti itu yang mengurusi PSSI
ardin @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 08:41 WIB
Achmad Riyadh juga harus bertanggung jawab karena sudah tahu tidak boleh di ajukan di loloskan juga gt & ap.
abdul rojak @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 07:29 WIB
Satu kata untuk peserta kongres PSSI: "MENJIJIKKAN", kepentingan kelompok lebih diutamakan daripada kepentingan negara
revand @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:47 WIB
kelompok 78 benar2 kaya anak kecil yang gk punya malu, mau'y menang sendiri,,,kata'y para elit tp nyata'y prilaku dan sikap'y benar2 kaya anak kecil...gk bisa menerima kekalahan..apakah itu wajah dari para elit kita,gmn d'bawahnya gk ricuh yg d'atasnya jg tukang ngericuhin...sungguh malu saya akan semua tingkah laku kalian...
Sofyan Daud @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 08:49 WIB
Kasihan,mengakunya sudah bertahun-tahun urus sepak bola,,padahal dia sendiri buka aibnya,,karena pernyataannya itu sekaligus memperkuat,,bahwa sudah bertahun-tahun tidak berhasil mengangkat Indonesia di pentas Dunia,,konyol,,
Augus Uban @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 05:36 WIB
Kelompok 78 jelas penghancur masa depan sepak bola Indonesia
Mahmud Yamin @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 11:57 WIB
Kebangkitan Sepak bola Indonesia di rusak segelintir orang yang mengaku kelompok 78 dan mengusung dua calon pilihan mereka.... repot juga kalo cuma gara-gara mempertahankan 2 calon kongres ricuh dan terancam hukuman dari FIFA. Apa untung nya ya mereka..!
jogja tulen @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:44 WIB
terlalu banyak orang (merasa) pinter di Indonesia tercinta ini, shg semua maunya mengatur, tidak mau di atur. pakailah pepatah bijak ini sbg dasar : OJO RUMONGSO ISO, NANGING ISO RUMONGSO.
yorel @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:16 WIB
seharusnya kelompok 78 lebih berpikir,gimana memajukan sepak bola diindonesia bukan karna kedua calon ketua yang dia usung,malah megorbankan karir generasi mudah pecinta sepak bola.
ardin @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 08:24 WIB
Terbukti kan kalau K-78 adalah yang membuat status quo? dan tujuannya bukan membangun sepakbola indonesia tapi keuntungan buat dirinya.......
dadan @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 07:41 WIB
dasar orang2 bodoh......memntingkan diri dan golongan.....dasar siborokokok teu beucus......
deni rastika @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 06:26 WIB
kita ucapkan selamat kepada kelompok 78. Mereka berpikir dengan hati, bukan dengan pikiran yg jernih, BRAVO SANKSI FIFA
Rahmat Tabbrani @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 12:01 WIB
Kalau memang Indonesia (PSSI) di Banned, maka yang paling bertanggung jawab adalah kelompok 78 dan bossnya.
teguh @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 12:01 WIB
AYO KTA BANGKIT , TAK SEHARUS'A INDONESIA BEGINI KASIHAN PEMAIN SEPAK BOLA SEKARANG
nakuta @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 11:55 WIB
k78 memamg gak punya otak,gak punya rasa kecintaan pada sepakbola indonesia, gak punya rasa nasionalisme, benalu !!!!
raras @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 10:01 WIB
seandainya indonesia kena sanksi fifa K 78 akan dicaci maki oleh masyarakat pencinta sepakbola khususnya pendukung persipura & sriwijaya fc
yudho @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:42 WIB
menurut saya, ini merupakan sebuah kebodohan peserta kongres. mereka egois! hanya mentingin diri sendiri. saya ikut prihatin dengan hal itu. saya berharap fifa beri kesempatan pssi. mengheningkan cipta mulai...,
ika @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:32 WIB
TIM 78 Biang kebobrokan PSSI setelah NURDIN CS ayu kita swiping
cici @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 11:03 WIB
Ayoooo... pecinta sepakbola, pemain bola, partisan, dan suporter fanatik mari kita cari dan kita gebukin rame2 utk pengajau kongres PSSI dan sya yakin rakyat indonesia mendukung krna tindakan mrka bner2 sdh mencoreng kita d dunia internasional... dasar pengajau ngga punya moral... dan hati nurani hanya nafsu aja yg dipikirin alias gobloooookkkkkk
Tuama Tulen @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:14 WIB
Pasti gara-gara dijanjikan "bonus", sehingga tidak mengutamakan kepentingan Bangsa Indonesia selain dp K-78
akhsan @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 08:10 WIB
Himbauan kepada seluruh pencinta sepak bola diharapkan jangan memilih dan memberikan suport kepada arifin dan joysuta, karena tidak mengerti persepakbolaan.
Ruslan @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 07:39 WIB
GT Dan AP.... Bertanggung jawab penuh terhadap kekisruhan pssi Dan say a yakin memang targetnya kit a tdk tdk ikut FIFA agar LPI bisa sendiri mendulang duit...Krn cumin itu yg Akan menarik utk di ton ton .....bangsa di korbankan utk kepentingan Bisnis pribadi....
anak negri @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 05:12 WIB
DASAR KOLOMPOK 78 BIKUN KACAU.... SEKALIAN AJA KALIAN BUAT FIFA TANDINGAN, BIAR TAMBAH SERU
Kasman @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 00:22 WIB
Kongres dapat berjalan lancar sekiranya Pengda yg masuk anggota LPI tidak diberikan hak suara karena LPI oleh kepengurusan PSSI periode bpk Nurdin Halid dianggap ilegal demikian pula halnya oleh FIFA. Adapun Nasib dari LPI nantinya akan dibahas setelah terbentuknya pengurus baru PSSI.
Ergandara @ Jumat, 20 Mei 2011 | 23:25 WIB
Singkirkan Ego Pribadi Demi Menjadikan Sepak Bola Sebagai Persatuan dan Kebanggaan Bangsa
@ Jumat, 20 Mei 2011 | 21:27 WIB
mau apa sih kelompok 78, kamu harus bertanggung jawab kalau timnas dilarang bertanding di even yang bawahi fifa, aing teu rela....teu rido....
piston @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 10:22 WIB
setelah mendengarkan percakapan di tv one antara mr saleh dan mr miing.....mr saleh anda benarrrr2 mengecewakan
antok @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:39 WIB
inilah potret buram DUNIA BOLA indonesia.semangat reformasi akan berubah menjadi REPOTNASI bagi saudara2 yang mengantungkan hidupnya sepak bola...SELAMAT UNTUK GT&AT;
amin @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 09:10 WIB
benar itu..? memang kelompok yg ikut sidang masih play group...mereka itu sdh ngk mikirin lg sepak bola.. pedidikan mereka ngk ada gunanya..
alvaresta @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 08:01 WIB
k.78 bener-bener ingin merusak perepakbolaan indonesia,
broo @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 01:49 WIB
bagaiman mau mimpin negara yang besar, mimpin satu organisasi saja ricuh dan ribut dan tidak mampu, malu kita sama dunia international. bagus negara indonesia bubar saja... dasar pemimpin bedebah... begara pun jadi bedebah...bubar saja indonesia...
andy @ Sabtu, 21 Mei 2011 | 01:48 WIB
bagaiman mau mimpin negara yang besar, mimpin satu organisasi saja ricuh dan ribut dan tidak mampu, malu kita sama dunia international. bagus negara indonesia bubar saja... dasar pemimpin bedebah... begara pun jadi bedebah...bubar saja indonesia...
@ Sabtu, 21 Mei 2011 | 00:30 WIB
selamat datang kehancuran sepakbola indonesia.
gila bola @ Jumat, 20 Mei 2011 | 23:47 WIB
tuh dibayar brpa buat bikin kacow kongres PSSI ?? dasar penjilat, emang bodoh
Rachmat @ Jumat, 20 Mei 2011 | 23:07 WIB
K78 memang pantas disingkirkan dari sepakbola nasional

Jumat, 20 Mei 2011

FIFA Utarakan Alasan GT & AP Tak Bisa Ikut


Sudah lebih dari satu setengah jam Kongres PSSI sesi yang kedua berjalan. Namun terus tertunda karena ada peserta yang terus meminta penjelasan kenapa George Toisutta (GT) dan Arifin Panigoro (AP) tidak bisa ikut proses pencalonan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum.

Ketua Komite Normalisasi kemudian meminta Thierry Regenass, Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, untuk memberikan penjelasan.

Regenass dalam Kongres PSSI di Hotel Sultan dengan tenang kemudian menjelaskan alasan kenapa FIFA memutuskan kalau empat nama--- Toisutta, Panigoro, Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie-- tak bisa ikut bursa lewat keputusan FIFA yang diumumkan 4 April 2011.

"Alasan dari keputusan kami itu adalah karena pada dasarnya setiap Federasi harus mengontrol semua anggota dan kegiatan di dalamnya. Dari prinsip tadi, maka kegiatan LPI yang berada di luar PSSI tidak bisa ditolerir. Ini semacam hal yang tabu bagi FIFA," kata Regenass.

"Karena pada dasarnya liga tersebut (LPI) di luar kontrol PSSI, maka promotornya atau siapapun tidak dapat berperan sebagai kandidat. Pada prinsipnya empat orang ini dirasa ikut berperan dalam kisruh PSSI yang berlangsung saat ini. Sedangkan kami ingin orang yang baru."

Regenass kemudian mengatakan kalau banyaknya kandidat Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Exco adalah hal yang sangat positif. Ia yakin dari sekian banyak kandidat ada yang pantas untuk memimpin PSSI.
• VIVAnews

Rabu, 11 Mei 2011

Ini Jawaban MU untuk Pengkritik

Manchester - Manchester United berada di ambang pintu juara Liga Inggris musim 2010-11. Bagi Nemanja Vidic, ini adalah jawaban untuk suara para pengkritik yang meragukan MU.

Vidic dkk hanya tinggal butuh satu poin saat bertandang ke markas Blackburn Rovers, Sabtu (14/5/2011), untuk memastikan gelar nomor 19 mereka. Bila itu terwujud, maka 'Setan Merah' resmi melewati Liverpool sebagai pengoleksi gelar terbanyak di Inggris.

Padahal, cukup banyak yang meragukan kapasitas MU musim ini. Menurut sebagian pengkritik, skuad MU tahun ini tidaklah sebagus skuad-skuad MU yang pernah sukses di masa lalu.

"Pujian tidak selalu bagus buat Anda," tutur Vidic tenang menanggapinya seperti yang dilansir SkySports.

"Kritik bisa membantu sebuah tim. Di awal musim, ada beberapa orang yang mencoba membandingkan tim ini dengan tim-tim MU terdahulu," tambah bek asal Serbia tersebut.

Kritik tersebut kemudian memacu para pemain MU untuk membuktikan bahwa suara itu salah. Dengan pemain yang sekarang, 'Setan Merah' masih bisa berprestasi.

"Kadang, kritik bisa membantu sebuah tim karena itu akan menyeret Anda ke depan. Anda harus bekerja keras untuk membuktikan kepada para pengkritik bahwa ucapan mereka tidak benar," tegas Vidic.

PSM Wajib Menangkan Tiga Laga

Upaya PSM menembus papan atas hingga berakhirnya putaran pertama Liga Primer Indonesia (LPI), akan ditentukan dalam tiga laga sisa. Tiga lawan yang akan dihadapi masing-masing Cendrawasih Papua (14 Mei), Solo FC (21 Mei), dan Medan Bintang (28 Mei).

Di atas kertas, PSM akan mudah memetik tiga poin dari tiga lawannya. Mengingat, posisi ketiga calon lawannya tersebut berada di papan bawah LPI. Atas dasar itulah sehingga Managing Director PSM, Husain Abdullah menegaskan, tidak ada lagi kamus seri apalagi kalah bagi PSM dalam tiga laga tersisa di putaran pertama.

"PSM wajib menangkan tiga laga sisa. Kalau itu mampu diwujudkan, berarti kita bisa menambah sembilan poin. Artinya, jumlah poin menjadi 34 dan memperbesar peluang menembus setidaknya posisi empat besar," kata Husain.

Pelatih PSM, Wilhelmus "Wim" Gerardus Rijsbergen, menegaskan anak asuhnya akan terus bermain untuk menang. Alasannya, kalau pemain konsisten bermain dan membawa tim menang, dengan sendirinya akan memperbaiki peringkat.

"Bukan posisi di klasemen yang kami lihat. Tetapi, bagaimana tim saya ini bisa terus menang dalam setiap pertandingan. Jadi, saya tidak mau pikirkan masalah klasemen itu," ucapnya.

Tiba Kamis
Calon lawan PSM berikutnya di laga lanjutan Liga Primer Indonesia (LPI), Cendrawasih Papua, memang menjadi juru kunci. Dari 15 laga tidak pernah menang dan hanya mampu bermain imbang empat kali.

Meski begitu, tim paling ujung timur Indonesia ini tidak boleh dipandang remeh. Di tim ini terdapat penjaga gawang Tim Nasional Latvia, Deniss Romanovs. Dalam beberapa pertandingan, Deniss menjadi benteng tangguh timnya.

Selain itu, Cendrawasih juga mempunyai gelandang asal Jerman keturunan Tunisia, Patrick Ghegani, yang menjadi roh permainan timnya.

Rencananya, Cendrawasih berkekuatan 18 pemain tiba di Makassar Kamis, 12 Mei. Selama di kota ini, tim yang dilatih Uwe Erkhenbrekher asal Jerman akan menginap di Hotel Losari Metro Jalan Penghibur. "Saat ini tim Cendrawasih Papua berada di Bali, dan akan langsung ke Makassar," kata LO PSM, Ardiansyah kemarin. (ram)


Minggu, 08 Mei 2011

Man Utd: be scared, very scared, of Barca

If Manchester United goalkeeper Edwin van der Sar was on Twitter, what thoughts would he have shared from watching Barcelona peel apart Real Madrid?
"Help! I'm next ..." perhaps? Or "Anyone want to take my place in goal in the Champions League final?"
Van der Sar is no chicken, of course. The truth is that he'll be relishing the chance to end his trophy-studded career at Wembley on May 28.
Nor is United manager Alex Ferguson in the habit of telling his players to be scared ... very, very scared. But that doesn't mean that we cannot be scared for them.
Assuming United finishes off German side Schalke in their semifinal second leg on Wednesday, which should not be too hard given its two-goal cushion from the first match, Ferguson will have three weeks to formulate a cunning masterplan to beat the world's best team.
That will need to be a true diamond of a plan. Three weeks may not be long enough.
It's been said before, it will be said again, but it can't be said enough: This lot from Barcelona are seriously good.
Like his coach Pep Guardiola, we all long ago exhausted our stock of compliments for Lionel Messi, the Argentine who may be small but will be an Everest for Ferguson to overcome at Wembley. Diego Maradona's heir was the difference in the two-game semifinal, with his two goals in the first leg making a Madrid rebound practically impossible in Tuesday's return game.
"Our flagship," Guardiola calls him.
If Ferguson somehow finds the anti-Messi Kryptonite that eluded Madrid coach Jose Mourinho and beats Barcelona with his team that is far from the best he has managed in his quarter-century at United, it could rank as arguably the greatest of the Scotsman's many achievements.
Ferguson will be crossing all of his fingers and toes that Rio Ferdinand and Nemanja Vidic aren't injured in United's last three Premier League fixtures. Without their partnership, the tough task of defending against Messi's heartstopping runs and prescient passes could be impossible. And since Messi pops up everywhere, Ferguson could really do with a young Paul Scholes or a Roy Keane to police the midfield with iron-booted authority, which he doesn't really have.
Ferguson also will be hoping that Chelsea's late charge for the English Premiership title falters this weekend at Old Trafford. If United loses that match and the title race remains poised on a knife's edge up to the last round of games on May 22, United could be short of time to rest key players for the Champions League final six days later.
Barcelona, on other hand, could clinch its third consecutive Liga title this weekend if it beats Espanyol at the Camp Nou and Madrid fails to win at Sevilla. Guardiola could have not only the better team at Wembley but the fresher one, too. He's already planning to give his players at least one week off, maybe more, ahead of May 28.
Ferguson has the miracle of 1999 - when two injury-time goals against Bayern Munich secured his first Champions League title - to remind himself and his team that no outcome is written in advance.
"Football, bloody hell!" were his immortal words after that unlikely win. That memorable final was played at the Camp Nou, where Madrid on Tuesday never looked likely to pull off a similar feat and stop Barca from advancing. The 1-1 draw gave Barcelona a 3-1 win over the two games.
Those who sympathize with Mourinho's conspiracy theories that Barcelona gets help from and is protected by referees and the other powers in football will argue that Madrid should have had a goal in the first minute of the second half.
They would be right.
Gonzalo Higuain's strike off a neat pass from Cristiano Ronaldo should have counted. Instead, Belgian referee Frank De Bleeckere inexplicably faulted Ronaldo for falling into the path of Barcelona's Javier Mascherano, tripping him, after a shoulder-barge from Gerard Pique. Bizarre.
Still, even if the goal had stood, Madrid never looked like it would become only the third team in Champions League history to advance from a knockout stage after losing the first leg at home. Ronaldo, in particular, rarely seemed to have much belief that the unlikely was possible - this when, more than ever, Madrid needed a special night from its star player. Ronaldo, again this season, is not proving to be Messi's equal. In 90 minutes Tuesday, Madrid had just one shot on target - from Marcelo for the second-half goal that canceled out Pedro Rodriguez's score-opening strike for Barcelona.
If not for great goalkeeping from Iker Casillas, Madrid could have been several goals down in the first half. A five-minute spell when Casillas saved two shots from Messi and acrobatically got a finger to a strike from David Villa should have provoked beads of sweat on Van der Sar's brow.
The absence of Mourinho, banned from the touchline and Madrid's dressing room for disrespecting the referees in the first leg, was clearly felt. Madrid looked leaderless without its master motivator.
Like Guardiola, we can breathe a sigh of relief that this series of four Madrid-Barcelona games in 18 days is over. The two sides brought the worst out of each other. Tuesday's game wasn't as ugly as the "Hell Classico" in Madrid last week. But it wasn't memorable either.
A United-Barcelona final should be better. Ferguson isn't going to employ the stifling and negative defensive tactics that Mourinho stooped to. He has more faith in Wayne Rooney and whoever will partner him in United's attack than Mourinho showed in his own forwards against Barcelona.
"A great team with a lot of quality up front and a great manager," Barcelona's Xavi says of United. "Should be a great final, no doubt."
Hard to see United winning, though.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...